Dinporabudpar Gelar Seminar Karawitan Gagrag Banyumasan

Jumat, 26 Maret 2021 | 1227 Kali
Dinporabudpar Gelar Seminar Karawitan Gagrag Banyumasan

Purwoketo - Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas menyelenggarakan Seminar "Peran Karawitan Gagrag Banyumasan Dalam Penanaman Nilai-Nilai Moral Warga Banyumas" pada Kamis (25/03) kemarin.

 

Bertempat di Aula Dinporabudpar Kabupaten Banyumas dihadiri oleh kurang lebih 30 peserta yang berasal dari elemen pelajar, mahasiswa, kalangan seniman dan masyarakat umum. Sedianya Bapak Wakil Bupati Banyumas membuka seminar ini, namun karena satu dan lain hal tidak dapat hadir dan sambutan dibacakan oleh Kepala Bidang Kebudayaan Ir. Destianto.

 

Dalam sambutan yang dibacakan Kepala Bidang Kebudayaan, Wakil Bupati menyampaikan harapannya agar seminar ini menjadi sarana transformasi sekaligus memantapkan tekad untuk menghidupkan, mengembangkan dan mengenalkan seni budaya Banyumasan ke ranah yang lebih luas lagi. Bahkan beliau mencontohkan Grup Musik Weird Genius Featuring Sara Fajira dengan lagunya "Lathi". Dimana cara mengenalkan budaya Indonesia terbilang unik dan elegan yaitu membuat lagu berbahasa Inggris namun reff-nya berbahasa Jawa yang sarat makna dengan kombinasi aransemen musik modern dan tradisional hingga dikenal luas diseluruh belahan dunia. Wakil Bupati jg berpesan bahwa kita harus bangga karena leluhur kita telah mewariskan beraneka ragam seni budaya kaya makna serta mencerminkan watak danjati diri "Wong" Banyumas yang cablaka/blakasuta. "Angger udu dewek sing nguri-nguri, sapa maning sing arep nglestarikna lan ngembangna seni lan budaya Banyumasan" tutup Wakil Bupati dalam sambutannya.

 

Bertugas sebagai moderator Bapak Sriyono (Ketua Pepadi Banyumas) dan menghadirkan budayawan Banyumas Ahmad Tohari dan Sungging Suharto sebagai nara sumber seminar ini. Ahmad Tohari yang terkenal dengan bukunya Ronggeng Dukuh Paruk yang telah difilmkan dengan judul "Sang Penari" ini menyampaikan bahwa "karawitan" itu diambil dari kata dasar "rawit" yang berarti lembut. Jadi mungkin karawitan itu bertujuan melembutkan atau menghaluskan perasaan manusia. Dengan demikian leluhur kita bermaksud agar dengan karawitan kita menjadi lebih halus, lebih peka untuk memilah hal-hal yang baik dan tidak baik.

 

Sungging Suharto menyampaikan bahwa kehebatan karawitan adalah bisa mandiri, tidak tergantung dengan tarian juga wayang. Sedangkan pementasan tarian dan wayang tidak bisa berjalan tanpa adanya karawitan.

 

 

 

 

Komentar