Aksimuda

Selasa, 17 September 2019 | 9786 Kali
Aksimuda

Aksimuda adalah kegiatan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda oleh para santri sebagai wujud apresiasi kontra terhadap penjajahan.  Pertunjukan tarian ini menggunakan gerakan jurus pencak silat yang dikemas dengan iringan rebana serta nyanyian aatu lagu-lagu bernuansa Islami.  

 

Aksimuda tumbuh dan berkembang di wilayah Banyumasan terutama di daerah kecamatan Kebasen hingga Wangon yang pada saat itu menjadi kantong-kantong para santri dan kyai dan basis pergerakan masyarakat Islam.  

 

Setelah mengalami perkembangan jaman hingga kini, Aksimuda telah menjadi seni pertunjukan bagi masyarakat kabupaten Banyumas dan sekitarnya dengan gerakan yang variatif serta menampilkan lagu-lagu tradisional hingga bergenre modern untuk semua kalangan masyarakat.

 

 

 

ENGLISH:

Aksimuda
Aksimuda is an activity carried out during the Dutch colonial period by santri as a form of counter-appreciation towards colonialism. This dance performance uses pencak silat moves which are packed with tambourine accompaniment and the singing of Islamic nuances.

Aksimuda grew and developed in the Banyumasan area, especially in Kebasen to Wangon sub-districts, which at that time became the bases of the santri and kyai and the base of the Islamic community movement.

After experiencing contemporary developments until now, Aksimuda has become a performing art for the people of Banyumas Regency and its surroundings with varied movements and traditional songs to modern genres for all people.

 

JAPANESE:


アクシムダは、植民地主義に対する反論の一形態として、学生によってオランダの植民地時代に行われた活動です。 このダンスパフォーマンスは、タンブーランとaatuがイスラムの歌を歌うペンカクシラトスキルの動きを使用しています。

アクシムダはバニュマサン地区、特に当時は学生と狂人のポケットとなり、イスラム共同体運動の基礎となったワンゴンのケバセン地区で成長し、発展しました。

現代の発展を経験したAksimudaは、バニュマス地区の人々や様々な動きを持つ周辺地域の人々のための舞台芸術となり、伝統的な歌を現代のジャンルに演奏し、社会のすべてのサークルを行っています。


Translated By:

Dyah Raina Purwaningsih
Tri Wahyu Setiawan Prasetyoningsih
Dian Bayu Firmansyah

Fakultas Ilmu Budaya
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2022

 

Komentar