Tawur Agung Kesanga Desa Klinting Somagede

Senin, 19 Maret 2018 | 7198 Kali
Tawur Agung Kesanga Desa Klinting Somagede

Somagede - Tawur Agung Kesanga adalah rangkaian kegiatan karnaval seni budaya dan ogoh-ogoh memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940/2018 yang diselenggarakan penduduk desa Klinting di Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas pada hari Jumat, 16 Maret 2018. Dihadiri oleh tokoh setempat dan Forkompincam Somagede, juga dihadiri oleh Kepala Dinporabudpar Drs. Asis Kusumandani, M.Hum dan jajarannya. Dimulai dengan gelar budaya di lapangan Desa Klinting Somagede, kemudian dilanjutkan sambutan dari Camat Somagede dan juga Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, kegiatan yang dilaksanakan menjelang Hari Raya Nyepi ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh dan umat beragama lainnya yang turut memeriahkan rangkaian kegiatan ini dan sebagai perwujudan saling menghormati dan toleransi umat beragama di Kabupaten Banyumas ini. 

Tema acara ini adalah "Melalui Kegiatan Ini Kami Ingin Meneguhkan Identitas Banyumas Sebagai Kota Yang Kondusif Dan Memberikan Ruang Dan Menaungi Keberagaman Melalui Seni Budaya Lintas Agama". "Keberagaman Itu Indah" memang terwujud dari banyaknya tokoh dan masyarakat lintas agama yang turut serta memeriahkan Karnaval Seni Budaya Lintas Agama dan Ogoh-ogoh ini.  Dengan dikibarkannya bendera start oleh Kepala Dinporabudpar Drs. Asis Kusumandani, berada di barisan depan perwakilan Parisada Hindu Dharma Banyumas memimpin karnaval dari Lapangan Desa Kliting, kemudian diikuti oleh grup barongsai dari Tempat Ibadah Tri Dharma Hok Tek Bio Purwokerto. Kelompok seni tradisional dan ebeg juga ikut mengiringi ogoh-ogoh bernama "Kala Senggi" dan "Srenggi Srono" yang digotong oleh warga melalui jalan desa. Mereka melakukan penghormatan, saat melintas di depan Pura Giri Kendheng, tempat ibadah umat Hindu di desa tersebut.  Selesai pawai dua ogoh-ogoh itu kembali menuju lapangan desa. Setelah didoakan oleh pemuka agama, grup liong, ebeg, buncisan mengitari raksasa sebagai tanda dimulainya pembakaran ogoh-ogoh berukuran enam meter ini. Kemudian, ogoh-ogoh dibakar sebagai simbol memusnagkan angkara murka harus dimusnahkan. Harapan pada tahun baru 1940 Saka ini, umat Hindu mempunyai hati dan jiwa yang suci. 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar