Jemblung adalah seni tutur kata dalam bntuk dialog yang dalam pertunjukannya dilakukan oleh empat orang pemain dengan cara duduk didepan meja yang disuguhi nasi tumpeng, jajan pasar, minuman sambil menceritakan lakon-lakon seperti layaknya kethoprak yang menyajikan kisah-kisah babad, legenda atau cerita rakyat dan sesekali diselingi suara music gamelan yang dimainkan dengan mulut atau oral seraya makan hidangan yang diatas meja. Kata Jemblung sendiri berasal dari jarwo dhosok bahasa jawa yang artinya dua kata bentukan baru yaitu jenjem-jenjeme wong gemblung (rasa tentrem yang dirasakan orang gila alias tetap ngomyang atau ngromet). Kesenian jemblung ini tergolong kesenian langka namun masih tetap terpelihara dan berkembang.
{Diterjemahkan dalam bahasa Mandarin oleh Farras Alwan Raihan (Unsoed Purwokerto 2021)}
ENGLISH:
Dalang Jemblung Jemblung is the art of speech in the form of dialogue which in the performance is carried out by four players by sitting at a table full of tumpeng, traditional snacks, and drinks while telling plays such as kethoprak which presents tales of babad, legends, or folk tales and occasionally punctuated by the sound of gamelan music played by mouth or orally while eating dishes on the table. The word Jemblung itself comes from the Javanese language jarwo dhosok which means two new words of formation, namely jenjeme wong gemblung (the sense of calm that is felt by crazy people, and keep talking or singing). This jemblung art is classified as a rare art but it is still maintained and developed.