-
PPID
- Formulir Keberatan Permohonan Informasi
- Daftar Informasi Publik
- Daftar Informasi Yang Dikecualikan
- Profil PPID Pembantu
- Transparansi
- Pelayanan Informasi
- Informasi Serta Merta
- Informasi Berkala
- SK PPID
- Informasi Setiap Saat
- Formulir Permohonan Informasi
- Tupoksi dan Struktur Organisasi PPID
- Survey Kepuasan Masyarakat
- Standard Pelayanan
-
Menu Publik
30 Peserta Ikuti Lomba Geguritan Taman Budaya Soetedja Tahun 2025

Purwokerto - Sebanyak 30 (tigapuluh) putra/putri wakil SMP/MTs/Sederajat dari wilayah Kabupaten Banyumas mengikuti Lomba Maca Geguritan yang digelar oleh Dinporabudpar Kabupaten Banyumas pada hari ini Rabu (30/7) di Gedung Soetedja Purwokerto.
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Dinporabudpar Banyumas yang diwakili oleh Sekretaris Dinporabudpar Banyumas Wahyudiono,S.T., yang mengapresiasi para peserta dan pendamping yang telah berpartisipasi mengikuti lomba ini, karena di era sekarang ini penggunaan bahasa Banyumas bagi anak-anak sudah menjadi hal yang langka. Kegiatan yang bertujuan untuk untuk melindungi dan melestarikan budaya Banyumas dan bisa memberi kebanggaan kepada generasi penerus, agar bangga dengan sastra dan budaya bahasa Banyumas. "Mudah-mudahan bisa memunculkan bibit generasi muda yang nantinya berkecimpung dalam bahasa dan sastra Banyumasan", tutupnya.
Kepala Dinporabudpar Banyumas hadir pada saat jeda lomba dan menyampaikan bahwa Kabupaten Banyumas ditugaskan untuk mengirimkan penari untuk tampil pada Peringatan Hari Kemerdekaan RI yang ke-80 di Jakarta. Untuk itu Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Banyumas dan Pemerintah Kabupaten Banyumas menyelenggarakan seleksi penari yang diselenggarakan di Convention Hall Putra Sang Fajar di Kompleks Menara Teratai Purwokerto.
Dewan juri yang bertugas pada hari ini adalah Bambang Wadoro, Wanto Tirta dan Djarot C. Setyoko. Kriteria penilaian adalah wicara atau vokal, bahasa, pengucapan, artikulasi, intonasi, keras-lemah suara. Kedua yaitu wirasa yaitu penghayatan atau penjiwaan. Ketiga adalah wiraga atau ekspresi, mimik, gesture, solah bawa. Beberapa catatan juri adalah membaca geguritan harus sesuai dengan diksi. Banyak peserta yang terpengaruh Bahasa Indonesia dalam pengucapan, karena kebiasaan. Hampir semua peserta membaca geguritan dengan mendayu-dayu, padahal belum tentu menceritakan kesedihan. Bambang Wadoro juga menyampaikan bahwa bahasa penginyongan adalah Bahasa Ngapak itu dari kata "manga" dan "napak". Semua pengucapan huruf a, diucapkan dengan mulut yang terbuka lebar (manga). Berbeda dengan daerah Jogja/Solo yang pengucapan huruf "a" diucapkan menjadi "o". Selain itu lidah pada saat mengucapkan huruf "d" pada bahasa penginyongan adalah napak pada titik artikulasi sehingga berbeda dengan daerah wetan yang membunyikan huruf "d" dengan bunyi "t".
Berdasarkan Berita Acara Lomba Geguritan Dinporabudpar Banyumas Tahun 2025 yang telah ditandatangani para juri, memutuskan sebagai berikut:
Juara 1 : Wafa Mazaya Nabila dari SMP UMP Purwokerto dengan nilai 176
Juara 2 : Arkaeni Deas Wiarni dari SMPN 7 Purwokerto dengan nilai 173
Juara 3 : Hartati dari SMPN 4 Sumbang dengan nilai 168
Harapan 1 : Wahyu Santosa dari SMPN 2 Karanglewas dengan nilai 160
Harapan 2 : Sarifudin Saputra dari SMPN 2 Patikraja dengan nilai 158
Harapan 3 : Khansa Adreana Zahra dari SMPN 2 Kebasen dengan nilai 155.