Rengkong merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Kesenian ini merupakan salah satu tradisi yang menjadi bagian dalam rangkaian panen padi sebagai bentuk ritual dalam membawa padi hasil panen secara bersama-sama dari sawah menuju rumah ataupun lumbung desa.
Rengkong berasal dari kata Reng yang bermakna Rengeng-Rengeng dan Kong yang berarti besar serta berkuasa. Istilah tersebut memiliki maksud rengeng-rengeng/puji-pujian kepada Yang Maha Kuasa dan merupakan sarana penyampaian rasa syukur kepasa Dewi Sri yang dianggap dewanya para petani pada masa dulu. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat menganggap dan meyakini bahwasannya Dewi Sri menyukai bunyi-bunyian dan nyanyian sehingga diharapkan pada panen berikutnya masyarakat dapat memperoleh hasil yang lebih melimpah dan terhindar dari serangan hama.
Sumber bunyi yang dihasilkan dari Rengkong adalah dari gesekan tali ijuk dan pikulan yang diberi beban padi sehingga menghasilkan bunyi Reng dan Kong. Adapun keras atau kecilnya suara tergantung dari besar kecilnya alat pikul tersebut. Saat ini Rengkong masih dijaga lestari oleh masyarakat petani desa Kutaliman, kecamatan Kedungbanteng dan oleh sebagian masyarakatnya masih menjadi alat membawa pulang padi hasil panennya.