Purwokerto - Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas menyelenggarakan Workshop Peranan Penjamasan Tosan Aji Dalam Upaya Pengembangan Ketahanan Budaya pada Selasa (22/06).
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Dinporabudpar Kabupaten Banyumas ini sedianya dibuka oleh Wakil Bupati Banyumas, namun karena satu dan lain hal diwakilkan kepada Kepala Dinporabudpar Banyumas yang diwakili oleh Sekretaris Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Wakhyono, S.IP. Kepala Bidang Kebudayaan Edy Saptono, S.Pd dalam laporan panitia menyampaikan bahwa latar belakang kegiatan Workshop Penjamasan Pusaka Tosan Aji yaitu semakin sedikitnya profesi penjamas pusaka Tosan Aji di Kabupaten Banyumas, dan perlu adanya upaya meningkatkan para pelaku yang memahami cara menjamas pusaka sebagai upaya melestarikan kebudayaan Tosan Aji. "Edukasi dan pelatihan menjadi salah satu upaya yang efektif untuk mensosialisasikan kebudayaan Banyumas dan melatih SDM pelestari budaya Tosan Aji melalui workshop tersebut, itu sebabnya workshop ini diikuti oleh Paguyuban Tosan Aji, MGMP Guru Sejarah dan kerabat Dinporabudpar" lanjutnya.
Sekretaris Dinporabudpar Kabupaten Banyumas dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan workshop ini, karena kegiatan ini memiliki maksud dan tujuan kegiatan untuk meningkatkan pelaku pelestari budaya menjamas Tosan Aji, sehingga tata cara penjamasan Tosan Aji tidak punah. Harapannya adalah kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan para pelaku pelestari budaya penjamasan Tosan Aji mengingat jumlah penjamas Tosan Aji sangat sedikit dan sudah berusia lanjut.
Sebagai pemateri pada workshop kali ini adalah Afrizal Fadli Azizi dan Pak Sadali yang merupakan praktisi pembuat dan penjamas Tosan Aji. Arti dari Tosan Aji sendiri adalah senjata atau pusaka tradisional. Menurut Rizal yang juga empu atau pembuat senjata tradisional ini, keris saat ini adalah sebuah investasi. Semakin langka bahan yang digunakan dan semakin tua umur senjata itu, maka semakin mahal harganya karena banyak kolektor mengincarnya. Dalam workshop ini juga diajarkan cara menjamas pusaka oleh Pak Sadali yang sudah menjalankan profesi ini selama kurang lebih 40 tahun.