Gandalia merupakan kesenian tradisional yang berasal dari masyarakat agraris di desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo. Pada mulanya seni musik ini dilakukan oleh Ki Bangsa Setra yang merupakan penduduk di dusun tersebut pada kisaran tahun 1925. Gandalia berasal dari kata Gandal/Gandol dan Lia yang bermakna Men Ora Digondong Neng Lia atau agar tidak dibawa orang lain hasil pertaniannya tersebut.
Alat musik Gandalia sendiri memiliki bentuk yang mirip dengan angklung, akan tetapi Gandalia berisi empat nada, Ro, Lu, Ma, Nem dengan nada gamelan Slendro. Pada sekarang ini dalam penyajiannya Gandalia seringkali dikombinasikan dengan alat musik lainnya seperti Calung. Bagi para seniman Gandalia memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi sehingga tak banyak orang yang bisa menguasai permainan alat musik tersebut.
ENGLISH:
Gandalia Gandalia is a traditional art originating from an agrarian community in Tambaknegara village, Rawalo District. At first this art of music was performed by Ki Bangsa Setra, who was a resident of the village in 1925. Gandalia comes from the words gandal / gandol (to bring) and lia (others), which means Men Ora Digondong Neng Lia or “in order that their agricultural products cannot be stolen by others”
Gandalia musical instrument has a shape that looks like an angklung, but Gandalia contains four notes, that is Ro, Lu, Ma, Nem with the Slendro gamelan tone. At the present time, in its performace, Gandalia is often harmonioused with other musical instruments such as Calung. For this instrument players, Gandalia has a quite high level of difficulty, so that not many people can master how to play the instrument.