-
PPID
- Formulir Keberatan Permohonan Informasi
- Daftar Informasi Publik
- Daftar Informasi Yang Dikecualikan
- Profil PPID Pembantu
- Transparansi
- Pelayanan Informasi
- Informasi Serta Merta
- Informasi Berkala
- SK PPID
- Informasi Setiap Saat
- Formulir Permohonan Informasi
- Tupoksi dan Struktur Organisasi PPID
- Survey Kepuasan Masyarakat
- Standard Pelayanan
Buncisan Golek Gendong
Kesenian Buncisan Golek Gendong merupakan bentuk kesenian yang mulanya tumbuh dari cerita lengenda di wilayah Banyumas.
Cerita legenda tersebut adalah proses sayembara antara Raden Prayitno yang merupakan putra Adipati Nata Kusuma dari kadipaten Gentayakan yang berebut calon mempelai dengan Prabu Parung Bahas dari Kadipaten Nusa Kambangan atau Nusatembini. Kedua pria tersebut sama-sama menginginkan seorang putri dari Kadipaten Kalisalak yang bernama Dewi Nur Kanthi.
Untuk mengingat berbagai peristiwa yang terjadi dalam proses sayembara tersebut, maka masyarakat Kalisalak menjadikannya sebagai bentuk tarian adat untuk menjemput tamu dari luar kadipaten.
Kesenian Buncis ini berasal dari kata Buntar dan Cis. Buntar berarti gagang atau garan dan Cis berarti keris kecil atau cundrik yang merupakan bagian peristiwa utama dalam legenda tersebut.
Karater dalam pertunjukan kesenian Buncis ini adalah adegan penari golek yang menggendong seseorang dan dalam penyajiannya saat ini umumnya diiringi gamelan dan adapulayang menggunakan angklung dengan lantunan lagu-lagu daerah Banyumasan.
ENGLISH:
Buncisan Golek Gendong
Buncisan Golek Gendong is an art which originally grew from legendary stories in Banyumas region.
This legendary story exposed a contest between Raden Prayitno, son of Adipati Nata Kusuma from the Gentangkan duchy, who fought over the bride against Prabu Parung Bahas from Nusa Kambangan duchy or Nusatembini. The both men wanted a princess of Kalisalak duchy, named Dewi Nur Kanthi.
To memorize the various events that occurred in the competition process, Kalisalak people made traditional dance to welcome guests from outside the duchy.
This Buncis art comes from the words Buntar and Cis. Buntar means hilt or garan and Cis means small keris or cundrik (small knife) which is part of the main event in the legend.
The character in this Buncis art performance is a scene of a golek dancer holding someone and in its current performance, it is generally accompanied by gamelan and some use angklung with the chanting of Banyumasan regional songs.
JAPANESE:
ブンチサン・ゴレク・ゲンドンの芸術は、もともとバニュマス地区のレンゲンダの物語から生み出された芸術形式です。
伝説は、ヌサカンバンガン公国またはヌサテンビーニ公国から花嫁とプラブ・パルン・バハスのために戦ったゲンタヤカン公国のナタ・クスマ公爵の息子であるラデン・プライトノの間のコンテストのプロセスです。 二人は二人ともカリサラク公国の娘をデウィ・ヌール・カンティと呼んでいた。
コンテストの過程で起こった様々な出来事を思い出すために、カリサラクの人々は公国の外からゲストを迎えに行く伝統的なダンスの一形態としてそれを作りました。
ひよこ豆の芸術は、バンタールとシスという言葉に由来しています。 バンタールはハンドルやガランを意味し、シスは伝説のメインイベントの一部である小さなクリスやクンドリックを意味します。
ひよこ豆の芸術のこのパフォーマンスのカラターは、人を保持するゴレクダンサーのシーンであり、彼の現在では、一般的にバニュマサンの地域の歌のチャントとアングルンを使用してガムランとアダプラヤンを伴っています。
Translated By:
Dyah Raina Purwaningsih
Tri Wahyu Setiawan Prasetyoningsih
Dian Bayu Firmansyah
Fakultas Ilmu Budaya
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2022